Joyful Asian Youth!
Living the Gospel in Multicultural Asia
Peserta DID AYD mengunjungi Masjid Istiqlal (©Theo) |
Itulah tagline dari perjumpaan orang muda Katolik se-Asia bertajuk Asian Youth Day 2017. Acara ini sebelumnya pernah diselenggarakan di 6 negara di Asia yaitu Thailand, Taiwan, India, Hong Kong, Filipina, dan Korea Selatan. Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah AYD yang ke 7 dan berpusat di Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang.
Menyambut kedatangan peserta AYD di Bandara Soekarno-Hatta (©William) |
Mendapatkan kesempatan menjadi volunteer dalam Days In Diocese (Live In) dalam rangkaian acara AYD di Jakarta merupakan sebuah pengalaman baru bagi sebagian dari kami OMK KAJ. Kami berdinamika bersama untuk menyambut kaum muda dari Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Timika, Keuskupan Jayapura, serta kontingen Filipina dan East Asia. Sejak tanggal 27 Juli, rombongan demi rombongan tiba di Jakarta untuk mengikuti live in sebelum berangkat ke Jogjakarta.
Tim LO dari OMK KAJ siap bertugas (©Tim Dokumentasi) |
Salah satu hal yang menarik adalah ketika berkomunikasi dengan rombongan dari East Asia yang berkendala dalam bahasa Inggris. Kami pun hanya sedikit yang dapat berbahasa mandarin. Namun di tengah kelucuan dalam mengutarakan perasaan masing-masing, terlihat dengan jelas sukacita dan harapan terpancar dari mata mereka. Disini mereka dapat berekaristi, berdoa dan mendalami iman mereka tanpa diliputi rasa takut seperti di negara asalnya. Kami merasa tersentil. Kami yang mempunyai wadah yang besar untuk menghidupi iman Katolik di Jakarta, malah suka enggan dalam berdoa dan melayani.
Selama tiga hari kami berdinamika di paroki-paroki tempat kami live in. Sebagian mengunjungi panti asuhan untuk berbagi sukacita, sebagian lagi mengelilingi Taman Mini Indonesia Indah untuk melihat kultur Bangsa Indonesia yang sangat majemuk, sebagian lagi mempelajari seni budaya yang ada dengan membatik dan belajar gamelan. Sambil menikmati keberagaman di Jakarta, perjumpaan OMK juga menjadi ajang untuk semakin mengenal pribadi masing-masing OMK dari kontingen lain melalui sharing hidup dan iman.
Ice Breaking (©Tim Dokumentasi) |
Asian Youth Day Joss Joss! (©Wendy)
|
Tanggal 1 Agustus, hari terakhir DID AYD di Jakarta, seluruh peserta berkumpul jadi satu di Gereja Santa Perawan Maria diangkat ke Surga atau Katedral Jakarta. Setelah mengikuti ice breaking dan mendengarkan sambutan dari Bapak Walikota Jakarta Pusat, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok warna dan bis untuk mengikuti City Tour Kota Jakarta. Kami mengunjungi masjid terbesar di Asia Tenggara, yaitu Masjid Istiqlal yang letaknya persis di seberang Katedral. Di sana kami dijelaskan mengenai sejarah dibangunnya Istiqlal dan bagaimana harmonisasi umat Muslim dan umat Katolik di Jakarta. Setelah itu kami kembali ke Katedral untuk mengenal salah satu gereja tertua di Jakarta yang telah menjadi salah satu situs museum, baik dari sejarah, interior, maupun eksteriornya. Dalam kesempatan ini para peserta juga menyempatkan diri untuk berdoa di Goa Maria maupun di dalam gereja.
Salah satu kelompok peserta di Monas (©tim dokumentasi) |
Setelah makan siang bersama, peserta diajak untuk mengelilingi Kota Jakarta mulai dari area sentra bisnis Sudirman, Thamrin, hingga Kota Tua Harmoni, Gajah Mada, Glodok, hingga tiba di Monumen Nasional menggunakan bis wisata. Peserta dari Jakarta saling berbagi cerita mengenai Jakarta kepada teman-teman dari kontingen lain. Setibanya di Monas, sinar matahari yang sangat terik menyambut kedatangan kami. Namun semangat kaum muda yang dipenuhi sukacita juga tidak kalah bersinar. Sambil mengisi kekosongan waktu bebas, saya dan beberapa teman diajak salah satu peserta dari Filipina untuk bermain "Snakes Game", yaitu salah satu permainan ketangkasan dari negara asalnya.
Misa Penutupan DID AYD di Katedral Jakarta (©Tim Dokumentasi) |
Misa Penutupan DID AYD di Katedral Jakarta (©William) |
Acara dilanjutkan dengan perayaan misa konselebrasi penutupan DID AYD 2017. Suasana yang meriah namun khusyuk mewarnai ekaristi di sore hari itu. Nyanyian merdu dari OMK Sathora semakin menghidupkan semangat dalam berekaristi. Misa menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris. Dalam homili disampaikan bahwa OMK harus dapat menjadi pewarta injil di dalam situasi dunia saat ini dan membagikan sukacita kepada sesama mulai dari hal-hal yang sederhana. Mengikuti perayaan ekaristi bersama orang muda dari segala penjuru Asia semakin membuka mata saya bahwa Katolik merupakan agama yang kaya dan universal.
Penampilan dari Tanjung Selor (©Tim Dokumentasi) |
Volunteer membawakan AYD Theme Song (©Jaka) |
Acara ditutup dengan makan malam dan festival budaya yang dibuka dengan prosesi palang pintu (berbalas pantun) khas Betawi, dan setiap kontingen menampilkan performance baik itu tarian maupun nyanyian dari daerah asalnya masing-masing. Suasana haru juga terasa saat peserta dari East Asia mempersembahkan sebuah lagu. Seluruh peserta dengan antusias mengikuti pesta kemajemukan tersebut dan memberikan apresiasi yang meriah. Acara ditutup dengan theme song AYD "Joyful Asian Youth, Living The Gospel" yang sangat bersemangat. Selamat mengikuti Asian Youth Day di Jogjakarta, semoga sukacita injil di tengah masyarakat majemuk yang didapat dalam event ini bisa dibawa pulang ke negara kita masing-masing. Mari kita menebarkan kasih dan bertoleransi kepada sesama kita. Salam Joyful, Joss!
Michelle
0 comments:
Post a Comment